ANALOGI RAJA HUTAN

Tak bisakah harimau itu meraung?
Tak bolehkah anjing itu menggongong? Ayo jawab! Kenapa tak menjawab? Kenapa kau diam?

Aku tau kenapa mereka tak bisa meraung dan menggonggong.

Kau kunci mulut mereka kan! Kau bungkam mereka, kau sudutkan mereka dibalik kegelapan yang bahkan mata elang pun tak mampu tuk menjangkau nya.

Aku juga tau kenapa tak ada yang membantu harimau dan anjing itu, sebab yang lainnya bak semut.

Dan semut2 itu hanya diam mengikuti alurmu, semut itu hanya akan diam! Dia tak tau apa-apa yang dia tau pagi ini kerja, siang nya makan, dan besoknya mereka tetap hidup.

Hanya satu yang aku tak tau dari mu, apa tujuan mu sebenarnya?

Seekor singa, raja hutan.
Tak mungkin melakukan itu semua jika tak ada tujuan,
tak mungkin membiarkan hutanmu, rumahmu direbut,
kau tak akan mungkin membiarkan hutanmu dibakar,
kau tak mungkin membiarkan hutanmu dihancurkan.

Semua kata TAK MUNGKIN itu berusaha aku muncul kan dalam pikiran ku agar segala prasangka buruk tentang mu bisa terhapuskan.

Namun aku baru ingat satu hal bahwa tak ada yang tak mungkin dizaman yang serba instan ini.

Dan akhirnya aku tak butuh jawaban mu, karena aku baru menyadari, bahwa kau hanya menjawab dengan Raungan keras, yang menjelma dalam bentuk kelembutan kelembutan itu bagai bualan-bualan untuk membohongi kami.

Tapi kau tetap lah sih raja hutan, dan karena kau raja, memang sudah seharusnya kami tetap percaya, setidaknya sampai kau turun TAHTA.

Komentar