Duka Mereka, Duka Kita!

Di penghujung tahun 2018 tepatnya pada Sabtu, 22 Desember 2018, tsunami dengan ketinggian 0,9 meter menerjang tiga lokasi, di antaranya Banten, Serang, dan Bandar Lampung. Tsunami Selat Sunda ini diyakini dipicu oleh longsor bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau.

Sampai hari keempat, tercatat 430 meninggal dunia, 1.495 korban luka, dan 159 orang hilang. Adapun jumlah korban yang masih mengungsi mencapai angka 21 ribu orang.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengakui, jumlah pengungsi terus mengalami kenaikan.

Hal ini menjadi sebuah duka yang mendalam bagi negara Indonesia terutama masyarakat Banten dan Lampung Selatan, namun duka ini bukanlah duka mereka saja, tapi duka ini juga duka kita selaku saudaranya, betapa tidak, karena mereka juga merupakan bagian dari kita selaku masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu saya selaku pemuda yang masih memiliki nurani yang sangat tersentuh dengan kejadian menyedihkan ini terketuk hati untuk membantu mereka yang saat ini butuh bantuan yang begitu banyak, dan pada akhirnya kami pun membuat suatu gerakan yang diawali dengan mengajak semua elemen mahasiswa Universitas Sriwijaya yang kemudian mengajak mahasiswa dari kampus lainnya serta mengajak siswa-siswi SMA dan Seluruh Pemuda/i yang ingin terlibat dan bergerak dalam aksi kemanusiaan ini.

Hingga pada akhirnya yang awalnya gerakan ini berasal dari niat, namun kemudian menjadi gerakan yang begitu besar hingga respon dari Pemuda/i sekitar pun juga besar, hingga pada akhirnya kami pun selaku pemuda yang peduli berhimpun menjadi sebuah gerakan yang bernama Gerakan Pemuda/i Peduli Banten-Lampung Chapter Tanah Abang dan Sekitarnya, yang tergabung dalam berbagai Pemuda yang ada diberbagai desa Di Kecamatan Tanah Abang dan Sekitarnya.

Sebagai salah satu bentuk kepedulian kami terhadap saudara kami yang sedang berduka, kami pun membuat sebuah aksi kemanusiaan dalam bentuk penggalangan dana yang bertujuan untuk mengajak masyarakat seluruh masyarakat Kecamatan Tanah Abang untuk berbagi dan juga peduli dengan keadaan saudara kita di Banten dan Lampung, aksi ini kami lakukan selama dua hari yang dimulai dari hari Senin tanggal 31 Desember 2018 dan juga Selasa 01 Januari 2019.

Kami pun sebagai relawan kemudian memasuki pasar diberbagai desa yang antusiasme masyarakat yang ada dipasar itu begitu antusias melihat adanya aksi penggalangan dana ini, saya selaku koordinator dalam aksi ini pun merasa begitu terharu ketika banyak masyarakat yang begitu peduli dengan keadaan negeri saat ini, ada seorang ibu yang saya dengar dia berkata, kita juga susah, namun mereka jauh lebih susah dari pada kita, disitu pun rasanya ingin menangis melihat rasa empati yang begitu besar yang masyarakat rasakan, hingga pada akhirnya kami pun beranjak pergi dari keramaian pasar mingguan tersebut untuk menuju rumah-rumah warga.

Dan di rumah-rumah warga pun tak kalah antusiasnya dengan warga yang berada dipasar, satu demi satu rumah kami masuki dan kami ajak untuk berbagi, kami selaku relawan tak malu dengan semua ini namun bagi kami buat apa malu dalam berbuat kebaikan karena kami percaya selama kami menolong saudara kami Allah akan menolong kami, sempat pula kami berbincang-bincang dengan salah warga yang mengapresiasi kegiatan kami ini, mereka yang kami rasa susah pun masih memiliki nurani untuk peduli dengan sesama, orang-orang tua yang usianya pun rasanya tak lama lagi masih menyisihkan sebagian rezeki yang mereka miliki, kemudian kami pun masuk keberbagai pelosok rumah-rumah warga hingga rasa capek, lelah, panas, hujan masih tetap kami jalani dengan bermodalkan uang yang dikumpulkan dari uang pribadi kami sendiri, kami pun hanya bisa membeli beberapa makanan seperti roti, kerupuk dan satu kardus air mineral, kami pun makan bersama-sama sambil istirahat sejenak menghilangkan lelah karena berjalan kaki dari rumah ke rumah warga untuk mengumpulkan pundi-pundi pahala dari warga sekitar.

Kemudian pada akhirnya kami selaku pemuda/i yang tergerak ini melanjutkan kegiatan kemanusiaan ini, hingga pada hari pertama kami pun mendapatkan hasil yang berjumlah 4.533.000 (Empat Juta Lima Ratus Tiga Puluh Tiga Ribu Rupiah) dan dihari berikutnya hal yang sama pun kami lakukan, namun ada hal menarik dari hari kedua ini yaitu ketika itu hujan begitu lebat yang mengguyur Kecamatan Tanah Abang dan Sekitarnya hingga kami yang saat itupun sedang melakukan aksi basah karena terkena guyuran hujan ini, namun hal ini tidak menjadi kendala yang berarti bagi kami karena rasa kemanusiaan yang begitu besar dihati, kami pun tetap melanjutkan pencarian sumbangan warga dan terus menyuarakan suara kepedulian kepada warga sekitar, hingga pada akhirnya hari kedua ini pun selesai dan mendapatkan hasil yang lebih banyak dari pada hari kemarin yang berjumlah sekitar 5.310.000 (Lima Juta Tiga Ratus Sepuluh Ribu Rupiah), yang kemudian kami totalkan dengan keseluruhan jumlah yaitu 9.843.000 (Sembilan Juta Delapan Ratus Empat Puluh Tiga Ribu Rupiah).

Hasil yang tak sebegitu besar ini nantinya akan kami salurkan kepada korban yang mengungsi melalui Sinergis Sriwijaya, kami menyadari bahwa apa yang telah kami lakukan ini, seberapa pun hasilnya akan tetap kami syukuri karena bagi saudara kami yang saat ini sedang berduka, yang saat ini membutuhkan bantuan, itu sangatlah lebih dari kata cukup, karena mereka hari ini tak memikirkan seberapa besar kami diberi tapi seberapa banyak orang yang akan memberikan bantuan kepada kami.

Duka yang mereka rasakan, ternyata juga dirasakan oleh masyarakat Kecamatan Tanah Abang karena melihat antusiasme yang begitu tinggi dari masyarakat sekitar saya merasa bahwasanya masih banyak orang yang peduli dengan sesama didunia ini, masih banyak manusia yang ingin berbagi dengan sesama, masih banyak manusia dimuka bumi ini yang ingin menjadi manusia terbaik, yang ingin menjadi Sebaik baiknya manusia, ribuan masyarakat ini sebenarnya sangat ingin berbagi namun mereka tidak memiliki wadah untuk menyalurkan rezeki mereka, dan melalui gerakan kami inilah pada akhirnya seluruh masyarakat yang ingin berbagi dan masih memiliki nurani ini bisa menyalurkan rezeki mereka untuk saudaranya disana karena bagi mereka duka mereka disana, juga merupakan duka kita semua.

Adapun relawan yang berpartisipasi dalam aksi kemanusiaan ini juga tak kalah besar kepeduliannya terhadap duka yang melanda saudara kita yang ada di Banten dan Lampung sana, mereka semua tak kalah semangatnya untuk peduli dengan sesama, mereka juga menginginkan sematan sebagai manusia terbaik, itu juga melekat pada diri mereka, sungguh pemuda yang begitu luar biasa rela panas-panasan, hujan-hujanan, lelah, capek, haus, lapar dan jerih payah yang mereka dapatkan, namun hal ini tak mengurangi rasa kepedulian mereka terhadap sesama, hingga yang awalnya tak saling mengenal dapat saling kenal, tak hanya kepedulian yang kemudian tumbuh dalam aksi kemanusiaan ini, ukhuwah pun tumbuh, kegiatan ini pun yang dulunya tak pernah dilakukan namun kini menjadi kegiatan yang menarik untuk dilakukan oleh Pemuda/i Sekitarnya dan menjelma menjadi kegiatan yang begitu disenangi oleh para penerus generasi bangsa ini.
Mereka yang notabene masih berusia rata-rata 18 tahun yang terdiri dari berbagai kalangan baik mahasiswa, siswa maupun pemuda lainnya, mereka lebih memilih untuk berbuat kebaikan dari pada melakukan kegiatan yang kebanyakan dilakukan oleh anak-anak muda lainnya, mereka lebih memilih untuk berkontribusi untuk negeri dan berbagi dengan saudara mereka.

Ternyata masih banyak manusia dimuka bumi ini yang begitu peduli, masih banyak manusia yang ingin menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain namun wadah kebermanfaatan itulah yang saat ini belum ada, yang saat ini sangat jarang orang mau untuk melakukannya.

Melalui gerakan ini pulalah pada akhirnya setidaknya orang-orang yang dulunya tak pernah sedekah, akhirnya bersedekah, yang tidak pernah peka dengan keadaan korban bencana akhirnya berempati dan kemudian berbagi rezeki, rasa bangga bisa menjadi pelopor dari gerakan kemanusiaan ini, bagi kami Pemuda adalah harapan generasi penerus orang-orang tua dan bagi kami Pemuda adalah orang yang akan menggantikan posisi orang-orang tua hari ini, maka daripada itu perlu sekali banyak persiapan untuk menggantikan posisi-posisi itu, karena Pemuda merupakan agen perubahan dan kami selaku pemuda hari ini sangat percaya itu.

Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang, kepedulian merupakan bentuk kebermanfaatan, kepedulian mereka bentuk kontribusi kepada negeri, kepedulian merupakan cara kami untuk menyampaikan isi hati dan nurani yang kami miliki, lewat aksi kemanusiaan ini kami sampaikan bahwa kami adalah pemuda yang akan menjadi agen perubahan, yang akan terus memperbaiki diri dan terus berjuang dijalan kebermanfaatan ini.

Relawan memang tak bernilai namun relawan tidak ternilai harganya. Duka mereka, duka kita.

Bergeraklah! Bermanfaatlah! Selama engkau hidup jangan pernah malu untuk melakukan kebaikan, jangan pernah ragu untuk menjadi agen perubahan, jangan pernah berhenti untuk peduli dengan sesama, jangan pernah merasa cukup dengan hal yang remeh, yakinlah! Kita akan menjadi orang besar ketika kita merasa bahwa duka mereka adalah duka kita, dan ketika kita memikirkan keadaan umat ini, dan ketika kita memikirkan hal-hal yang besar serta problematika yang terjadi hari ini, jadilah Inisiator kebaikan, teruslah menginspirasi jadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

"Kamu tidak harus menjadi hebat dulu untuk memulai, tapi kamu perlu memulai untuk menjadi hebat."
-Zig Ziglar-

Inilah kisahku!
Inilah bentuk kontribusiku untukmu negeriku!

Terima kasih, salam kemanusiaan dari penulis yang masih fakir akan ilmu dan pengalaman.

Komentar